Slide Gallery

Sabtu, 18 Desember 2010

TRAVELING WARNING 16 - 19 DESEMBER 2010

PELAYARAN GRESIK - P BAWEAN DITUTUP

Transla,
GRESIK - Administrator Pelabuhan (Adpel) Gresik masih menutup jalur pelayaran Gresik-Bawean hingga 20 Desember 2010. Akibatnya, warga Bawean yang hendak pulang harus mengorbankan waktu menunggu hingga cuaca bersahabat.


Larangan itu didasarkan pada data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memperkirakan tinggi gelombang di jalur sejauh 81 mil laut berkisar antara 2 hingga 3 meter.

Dalam surat peringatan dini (early warning) yang disampaikan BMKG disebutkan, tingga gelombang 2 hingga 3 meter berpeluang terjadi di Laut Jawa, Laut Timor dan Laut Arafuru.

Kepala Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Administrator Pelabuhan Gresik Agus Suliarto mengatakan, bila berdasar data BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, ketinggian ombak di perairan Gresik hingga Bawean berkisar antara 1,5 meter hingga 2,5 meter.

"Kecepatan angin rata-rata antara 15 knot hingga 20 knot perjam. Kondisi ini memang tidak dimungkinkan untuk dilayari kapal yang berbobot mati dibawah 1.000 gross ton. Kapal jenis diantaranya kapal berbahan fiberglas, kapal layar motor serta kapal penumpang biasa," ujarnya kepada wartawan, Kamis (16/10/2010).

Dengan demikian Adpel Gresik belum mengizinkan KM Expres Bahari dan KMP Dharma Kartika berlayar. Kedua kapal tersebut saat ini masih bersandar di dermaga umum Pelabuhan Gresik. Bahkan KM Expres Bahari sejak Sabtu (11/12) belum berlayar samasekali hingga Kamis, kemarin.

Hal senada disampaikan Sariono, perwakilan PT Dharma Lautan Utama (DLU), operator KMP Dharma Kartika. Menurutnya, kapal Dharma Kartika sempat berlayar menuju Bawean, Rabu pagi. Namun ketika berada di perairan sekitar Karangjamung, nahkoda kapal terpaksa putar haluan karena cuaca tiba-tiba memburuk.

"Saat ini kapal masih bersandar, kami menunggu informasi dari Adpel Gresik, kapan pelayaran Gresik-Bawean dibuka kembali," terang dia.

Belum jelasnya kapan pelayaran Gresik-Bawean dibuka, membuat ratusan calon penumpang menumpuk di sekitar Pelabuhan Gresik. Warga Bawean yang baru saja pulang kerja sebagai TKI di Malaysia menunggu keberangkatan kapal dengan menginap di sejumlah penginapan di sekitar pelabuhan.

"Sebenarnya saya sudah berangkat menggunakan KMP Dharma Kartika, Rabu kemarin. Namun kapal kembali lagi karena ombak besar. Karena tidak ada sanak saudara di Gresik, kami terpaksa menginap di pelabuhan," kata Solikin, calon penumpang asal Desa Dekat Agung yag ditemui di penginapan Tiga Putra, Pelabuhan Gresik.

Larangan tersebut diakui atau tidak membuat kebutuhan pokok di Pulau Bawean terancam menipis karena pasokan dari Jawa berkurang. Abdul Basit, dari LSM Gerbang Bawean kepada wartawan mengatakan, kebutuhan pokok seperti beras, gula dan minyak goreng memang mengalami kenaikan. Namun kenaikannya tidak drastis, dan masih wajar.

"Harga kemungkinan akan naik jika kapal barang dari Jawa tidak segera membongkar muatannya di Bawean. Mudah-mudahan saja kapal barang maupun penumpang bisa berlayar kembali," jelas Abdul Basit.(Ashadi Iksan /Koran SI/crl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar