Slide Gallery

Sabtu, 18 Desember 2010

CUACA BURUK DIBAKAWUNI

Sabtu, 18 Desember 2010 | 04:25 WIB

Kalianda, Kompas - Ratusan truk pengangkut berbagai barang komoditas menumpuk di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Kondisi ini terjadi empat hari belakangan akibat cuaca buruk yang memicu ombak tinggi.

Antrean panjang truk terlihat hingga Jumat (17/12) sore di lapangan parkir Dermaga I dan II Bakauheni. Faisal (42), sopir truk dari Bengkulu, menuturkan, ia telah mengantre selama 16 jam.

Menurut Sofyan Hadi, pekerja di Pelabuhan Bakauheni, Kamis malam, antrean sempat memanjang hingga ke luar area pelabuhan sejauh 0,5 kilometer.

Zailis Anas, Manajer Operasional PT Angkutan Sungai dan Penyeberangan Cabang Bakauheni, mengatakan, penumpukan kendaraan terjadi akibat kapal sulit bersandar.

Hari Jumat, kapal yang beroperasi hanya 22 unit.

Bahkan, feri KM Panorama Nusantara milik PT Jembatan Madura dari Bakauheni kandas dihantam ombak tinggi saat hendak berlabuh di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis sore.

Kandasnya kapal juga dikemukakan Kepala PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry Cabang Merak Teja Suparna. Kapal tunda harus menunggu cuaca buruk reda untuk menarik feri hingga dapat bersandar dan menurunkan penumpang serta kendaraan yang diangkutnya.

Kepala Seksi Keselamatan Kapal Administrator Pelabuhan Kelas I Banten M Hasan Basri, Jumat, mengingatkan semua operator pelayaran di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni agar mewaspadai cuaca buruk.

Cuaca buruk juga terjadi di Laut Jawa. Ratusan nelayan tradisional di Kota Tegal dan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, tidak melaut untuk menghindari kecelakaan kapal.

Menurut Koordinator Nelayan Tradisional Muarareja, Kota Tegal, Kastari, Jumat, 50 persen dari 118 perahu di Muarareja tidak dijalankan pemiliknya.

Prakirawan pada Stasiun Meteorologi Tegal, Laylya Isnaini, mengatakan, ombak tinggi diperkirakan berlangsung enam hari ke depan. Tinggi ombak berkisar 0,7 meter hingga 3,5 meter.

Ganggu pertanian

Hujan yang berlangsung terus-menerus membuat petani cabai di Desa Kepandean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, gagal panen. Hal itu memicu kenaikan harga cabai di pasaran.

Kondisi cuaca dinilai menghambat usaha budidaya ikan keramba jaring apung di Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kini mayoritas pembudidaya mengurangi kepadatan populasi ikan untuk mengurangi risiko kematian ikan.

Sejumlah pembudidaya berpendapat, cuaca belakangan ini memengaruhi rendahnya suhu air, kandungan oksigen terlarut, meningkatnya risiko serangan penyakit, dan umbalan (teraduknya endapan dasar waduk).

(JON/CAS/MKN/HEN/WIE)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar