Slide Gallery

Minggu, 08 Mei 2011

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT


Translaut-Untuk menciptakan suatu industri transportasi laut nasional yang kuat, yang dapat berperan sebagai penggerak pembangunan nasional, menjangkau seluruh wilayah perairan nasional dan internasional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, maka kebijakan Pemerintah di bidang transportasi laut tidak hanya terbatas pada kegiatan angkutan laut saja, namun juga meliputi aspek kepelabuhanan, keselamatan pelayaran serta bidang kelembagaan dan sumber daya manusia.Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: UK.11/15/15/ DJPL-06 tentang Cetak Biru (Blue Print) Pembangunan Transportasi laut 2005 – 2024, penyelenggaraan transportasi laut berpedoman pada kebijakan-kebijakan berikut:

a. Meningkatnya Pelayanan Transportasi Laut Nasional;

b. Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi Laut Nasional;

c. Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan Transportasi Laut;

d. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Transportasi Laut;

e. Meningkatnya Pemeliharaan dan Kualitas Lingkungan Hidup serta Penghematan Energi di Bidang Transportasi Laut;

f. Meningkatnya Penyediaan Dana Pembangunan Transportasi Laut;

g. Meningkatnya Kualitas Administrasi Negara pada Sub Sektor Transportasi Laut.

Untuk mengimplementasikan kebijakan penyelenggaraan transportasi laut tersebut, maka Pemerintah menetapkan berbagai strategi nasional sebagai berikut:

A. Strategi Nasional Bidang Angkutan Laut

1. Meningkatnya Pelayanan Transportasi Laut Nasional, melalui:

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan

b. Peningkatan Peranan Transportasi Laut terhadap Pengembangan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Lain.

c. Peningkatan dan Pengembangan Sektor Transportasi sebagai Urat Nadi Penyelenggaraan Sistem Logistik Nasional

d. Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi

e. Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang Ada

f. Pengembangan Kapasitas Transportasi Laut

g. Peningkatan Pelayanan pada Daerah Tertinggal

h. Peningkatan Pelayanan untuk Kelompok Masyarakat Tertentu

i. Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat

2. Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan Transportasi Laut, melalui:

a. Peningkatan Efisiensi dan Daya saing

b. Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi

c. Peningkatan Standarisasi Pelayanan dan Teknologi

d. Peningkatan Penerimaan dan Pengurangan Subsidi

e. Peningkatan Aksesibilitas Perusahaan Nasional Transportasi ke Luar Negeri

f. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan Jasa TransportasiLaut.

g. Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Mengarahkan BUMN transportasi laut untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan kinerja finansial perusahaan secara proporsional dalam mengemban misinya sebagai pelayan publik (public service), penyedia prasarana sekaligus sebagai entitas bisnis.

3. Meningkatnya Penghematan Penggunaan Energi di Bidang Transportasi Laut, melalui:

a. Mengkoordinasikan kebijakan program sektor energi dengan sector transportasi laut.

b. Mengembangkan secara terus menerus sarana transportasi laut yang lebih hemat bahan bakar.

B. Strategi Nasional Bidang Kepelabuhanan

1. Meningkatnya Pelayanan Kepelabuhanan Nasional, melalui:

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan

b. Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi

c. Perawatan Prasarana Transportasi Laut

d. Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang ada

e. Keterpaduan Antarmoda

f. Pengembangan Kapasitas Pelabuhan

g. Peningkatan Pelayanan pada Daerah Tertinggal

h. Peningkatan Pelayanan untuk Kelompok Masyarakat Tertentu

i. Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat

2. Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan Pelabuhan, melalui:

a. Peningkatan Efisiensi dan Daya Saing

b. Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi

c. Peningkatan Standarisasi Pelayanan dan Teknologi

d. Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Mengarahkan BUMN transportasi laut untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan kinerja finansial perusahaan secara proporsional dalam mengemban misinya sebagai pelayan publik (public service), penyedia prasarana sekaligus sebagai entitas bisnis.

C. Strategi Nasional Bidang Keselamatan Pelayaran

1. Meningkatnya Pelayanan Keselamatan Pelayaran, melalui:

a. Perawatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Pelayaran

b. Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang ada

c. Pengembangan Kapasitas

2. Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut, melalui:

a. Peningkatan Keselamatan Transportasi Laut

b. Peningkatan Keamanan Transportasi Laut

3. Meningkatnya Pemeliharaan dan Kualitas Lingkungan Hidup serta Penghematan Penggunaan Energi di Bidang Transportasi Laut, melalui:

a. Peningkatan Proteksi Kualitas Lingkungan

b. Peningkatan Kesadaran Terhadap Ancaman Tumpahan Minyak

D. Strategi Nasional Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia

1. Meningkatnya Pelayanan Transportasi Laut Nasional, melalui:

a. Peningkatan Keterpaduan Pengembangan Transportasi Laut melalui Tatranas, Tatrawil dan Tatralok.

b. Memperjelas dan mengharmonisasikan peran masing-masing instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah yang terlibat bidang pengaturan, administrasi dan penegakan hukum, berdasarkan azas dekonsentrasi dan desentralisasi.

c. Menentukan bentuk koordinasi dan konsultasi termasuk mekanisme hubungan kerja antar instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah antara penyelenggara dan pemakai jasa transportasi laut.

c. Meningkatkan keterpaduan perencanaan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam berbagai aspek.

2. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia, serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Transportasi Laut, melalui:

a. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut

b. Peningkatan Kepedulian Masyarakat Terhadap Peraturan Perundangan Transportasi Laut.

3. Meningkatnya Penyediaan Dana Pembangunan Transportasi Laut, melalui:

a. Peningkatan Penerimaan dari Pemakai Jasa Transportasi Laut

b. Peningkatan Anggaran Pembangunan Nasional dan Daerah

c. Peningkatan Partisipasi Swasta dan Koperasi

d. Pemanfaatan Hibah/Bantuan Luar Negeri untuk Program-Program Tertentu

4. Meningkatnya Kualitas Administrasi Negara di Sektor Transportasi Laut,melalui:

a. Penerapan Manajemen Modern

b. Pengembangan Data dan Perencanaan Transportasi

c. Peningkatan Struktur Organisasi

d. Peningkatan Sumber Daya Manusia

e. Peningkatan Sistem Pemotivasian

f. Peningkatan Sistem Pengawasan
selengkapnya TRANSFORTASI LAUT

Libur Panjang, Pelabuhan Merak Padat


Cilegon - Bersamaan dengan masa liburan panjang akhir pekan ini, pelabuhan penyeberangan Merak mengalami peningkatan jumlah penumpang pejalan kaki maupun yang pengguna kendaraan yang hendak menyeberang ke Sumatera melalui Kota Cilegon, Provinsi Banten.Peningkatan ini telah dimulai sejak Kamis malam kemarin hingga Jumat 22 April 2011. "Memasuki libur panjang sejak kemarin malam hingga hari ini penumpang pejalan kaki meningkat tajam," kata Kepala Cabang PT ASDP Indonesia Ferry Merak, La Mane, kepada VIVAnews, Jumat 22 April 2011.

Dari jumlah pengunjung pada hari biasanya, kini pelabuhan Merak mengalami peningkatan hingga 20 persen. Sementara kendaraan pribadi yang menyeberang, melonjak lebih dari seratus persen.

Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang maupun kendaraan, kata La Mane, pihaknya hari ini mengoperasikan 23 kapal feri, dan melakukan penambahan dua kapal di lintasan Merak - Bakauheni.

Pada kesempatan yang sama, La Mane mengakui masih ada antrean truk angkutan barang yang akan masuk ke pelabuhan. Namun, menurut dia, saat ini jumlah peningkatan kendaraan pribadi yang musti mendapatkan perhatian khusus.

Dari data penumpang dan kendaraan yang terangkut per hari dari PT ASDP Indonesia Ferry Merak, lonjakan yang cukup tinggi terjadi sejak Rabu 20 April, dengan jumlah total penumpang sebanyak 20.622. Jumlah itu meningkat lagi pada hari Kamis 21 April, menjadi 33.476 penumpang.

"Kemungkinan jumlah itu pada malam ini akan kemali meningkat," kata La Mane. Dari pantauan VIVAnews sejak pagi hingga sore, calon penumpang terus berdatangan ke loket penjualan tiket di pelabuhan penyeberangan tersibuk di Indonesia itu.

Rata-rata penumpang berencana menghabiskan liburan di sekitar darerah Lampung dan Palembang. "Kami sekeluarga akan menghabiskan libur panjang ini di Tanjungkarang sekalian pulang," ujar Edo pegawai swasta yang sehari-harinya bekerja di Tangerang.

Sementara para penyeerang yang menggunakan kendaraan pribadi, berencana menempuh perjalanan yang lebih jauh, seperti ke Sumatera Barat, Palembang, dan beberapa kota di Sumatera Utara.
selengkapnya TRANSFORTASI LAUT

Sabtu, 19 Maret 2011

Kenapa " Transfortasi Penyeberangan Laut Jepara - Karimunjawa Kurang Berkembang


Transfortasi Laut - Rute Pelayaran ini sebenarnya sudah lama ada,namun belum begitu berkembang,sehingga perekonomian daerah setempat masih kurang majupadahal dilihat dari potensi Produksi perikanan dan pariwisata sangat optimal,hal ini karena kurang ada persaingan moda dan jadwal transportasi yang kurang kontine,yang ada hanya kapal penyeberangan perintis,Bila pemerintah mau ikut campur harus melibatkan operator pelayaran swasta,dengan adanya beberapa unit kapal ferry otomatis pelayaran akan tetap dan terjadwal sehingga pelaku bisnis akan masuk didalamnya selengkapnya TRANSFORTASI LAUT

Rabu, 16 Maret 2011

Aluar Muara Pelabuhan Pontianak Normal Kembali


Hampir dua minggu alur muara jtrial pelayaran tertutup,mulai 10 Maret 2011 ,alur telah normal kembali,akibat dari tertutupnya alur ini,banyak kapal yang tidak bisa masuk atau muat bongkar dipelabuhan Pontianak,akibatnya terjadi reaksi ekonomi yang dasyat,karena pengiriman barang,bahan kebutuhan hidup sehari hari terputus baik dari Surabaya,Jakarta maupun Semarang,dengan demikian Pengusaha besar maupun kecil banyak yang rugi,Kenapa penanganan Kapal tenggelam sangat lambat...?hal ini kurang adanya kerjasama atau koordinasi antara Pihak Pelido dan Pemda Provinsi,dengan lambatnya penanganan kapal tenggelam di alur,pelabuhan Pontianak Mati suri,hampir tidak ada kegiatan sama sekali,hal ini tidak perlu terjadi lagi karena pelabuhan adalah pintu gerbang Ekonomi dan kebutuhan publik,yang senantiasa harus lancar ,Agar Tertutupnya alur dan terjadinya kapal kandas tidak sering terjadi perlu langkah :1.Diadakan pengerukan alur muara,Pengaturan masuk keluarnya kapal yang teratur,sebagai contoh adalah Alur Banjarmasin ,dimana ada badan tersendiri yang menangani pengerukan dan pengelolaan Alur muara,kenapa Pelabuhan Pontianak tidak meniru di pelabuhan Banjarmasin,inilah yang perlu dipikirkan oleh pihak Pelindo II dan Pemprov Kalbar
selengkapnya TRANSFORTASI LAUT

Kondisi Pelabuhan Merak Berangsur Normal


REPUBLIKA.CO.ID,CILEGON--Antrean ribuan truk yang akan melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Merak, Banten ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung akhirnya bisa diatasi. Namun, pengelola Pelabuhan Merak tidak bisa memberi jaminan kondisi Pelabuhan Merak apakah kondisi ini bisa bertahan.
Pelaksana tugas Direktur Utama PT Indonesia Ferry, Sirajuddin Saini, mengatakan ada tiga faktor yang mendukung agar antrean di Merak tidak terjadi lagi, yaitu jumlah kapal yang cukup, pencapaian trip, dan kondisi cuaca yang normal. “Idealnya, jumlah kapal yang beroperasi minimal sebanyak 24 kapal setiap harinya. Sedangkan untuk pencapaian trip harus lebih dari 80 trip dalam satu hari,” kata Sirajuddin Saini, di Merak, Senin (7/3).

Sembilan kapal bantuan masih melayani penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni, untuk mengantisipasi penumpukan tidak terulang lagi. Sembilan kapal bantuan yakin, Kapal Motor Penumpang (KMP) Kalibodri, Ferrindo 5, BRR Aceh, Roditha, Ganda Dewata, Dharma Ferry IX, Bontang Ekspress II, dan Kapal Republik Indonesia (KRI) Tanjung Kambani – 971. “Kapal-kapal tersebut hingga saat ini masih dibutuhkan untuk melayani penyeberangan,” kata Saini.

Menurut Saini, sebanyak 7 kapal dari 33 kapal yang biasa melayani jasa penyeberangan Merak – Bakauheni masih melakukan docking. “Kapal-kapal itu akan dikembalikan jika kapal yang biasa melayani lintasan Merak – Bakauheni selesai docking,” terangnya.

Sanini menambahkan, rencananya di kawasan Pelabuhan Merak akan dibangun satu dermaga lagi. Dermaga tersebut nantinya akan dikhususkan untuk pejalan kaki, kendaraan pribadi, dan bus. “Ini solusi jangka panjang kami menyesuaikan peningkatan penumpang dimasa yang akan datang,” katanya.

Selain membangun dermaga, PT Indonesia Ferry juga akan menggeser stasiun Merak yang saat ini lokasinya berada di tengah kawasan Pelabuhan Merak. “Untuk menata stasiun itu, kami masih akan melakukan koordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI),” kata Saini.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Merak, Togar Napitupulu, mengatakan, dari tujuh kapal yang melakukan docking itu, 2 kapal telah selesai. Kedua kapal yang selesai melakukan docking digalangan kapal, Tanjung Priok, Jakarta tersebut yaitu KMP Titian Nusantara dan Nusa Agung. “Dua kapal itu besok (hari ini) akan kembali beroperasi, dan lima kapal lainya paling lambat pertengahan April ini,” ujarnya.

Togar juga mengaku sulit untuk menjamin kondisi Pelabuhan Merak tidak terjadi antrean panjang. Karena jika terjadi cuaca buruk, kapal yang beroperasi akan mengalami kesulitan untuk bersandar. “Sulit untuk menjamin tidak ada antrean truk saat kondisi cuaca sedang buruk,” kata Togar
selengkapnya TRANSFORTASI LAUT

Kamis, 10 Maret 2011

Kemacetan Pelabuhan Merak

Penulis : Wibowo Sangkala

MERAK--MICOM: PT ASDP Indonesia Ferry menjamin besok, Senin (7/3) sudah tidak ada lagi antrean dan kemacetan di Pelabuhan Merak, Banten. Bahkan jaminan tersebut tidak hanya di jalan-jalan arteri menuju Pelabuhan Merak, tapi juga di dalam Tol Jakarta-Merak.

Jaminan tidak adanya kemacetan di Pelabuhan Merak tersebut disampaikan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Sirajuddin Saini, di Pelabuhan Merak, Minggu (6/3).

"Kami menjamin kalau kapal yang beroperasi selama 24 jam tidak berkurang dan cuaca di Perairan Selat Sunda mendukung," ujar Sirajuddin.

Saat ini, pihak PT ASDP Indonesia Ferry telah mengopersikan 22 kapal roll on-roll off (ro-ro) untuk melayani penyeberangan ke Pulau Sumatra. Selain itu, besok, Senin (7/3) pihak ASDP akan menambah 2 kapal ro-ro lagi, sehingga jumlah kapal yang beroperasi menjadi 24 kapal ro-ro. "24 kapal akan dioperasikan untuk mengurai kemacetan," ujar Sirajuddin.

Dengan jumlah kapal yang beroperasi saat ini, Sirajuddin pun menargetkan 2.800 truk dapat diseberangkan dari Merak menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Padahal, biasanya kapal-kapal penyeberangan di Merak hanya dapat mengangkut 2.500 truk per hari.

"Kami targetkan 2.800 truk hari ini bisa diseberangkan ke Pulau Sumatra. Sedangkan pada hari biasa hanya 2.500 truk yang dapat diseberangkan setiap harinya," ujar Sirajuddin.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar mengunjungi Pelabuhan Merak, Minggu (6/3). Dalam kunjungannya, Mustafa mengatakan akan menambah 13 kapal ro-ro untuk menghindari antrean dan kemacetan di Pelabuhan Merak.

Penambahan 13 kapal ro-ro tersebut sebagai solusi jangka panjang, sehingga tidak ada lagi antrean dan kemacetan di Pelabuhan Merak. "Sebanyak 13 kapal akan ditambah sebagai solusi kemacetan di Merak," ujar Mustafa.

Ke-13 kapal yang akan masuk ke Pelabuhan Merak diantaranya 6 kapal milik ASDP akan dikirim tahun ini, 2 kapal baru dan 4 lagi kapal bekas. Sedangkan 7 kapal lainnya akan menyusul. "Sebanyak 13 kapal itu di antaranya 6 milik ASDP yang akan dikirim tahun ini. Dari 6 kapal tersebut, 2 kapal baru dan 4 kapal bekas," ujar Mustafa.

Sedangkan 7 kapal lagi, tambah Mustafa, merupakan kapal roro dari swasta yang nantinya dalam proses izin operasional akan dipermudah. "Tujuh kapal roro dari pihak swasta itu izinnya akan dipermudah," ujar Mustafa.

Dengan rencana penambahan 13 kapal tersebut, maka jumlah kapal roro yang melayani penyeberangan ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung menjadi 46 kapal. "Kapal yang ada sekarang 33 kapal dan ditambah 13 kapal lagi," ujar Mustafa.

Sementara itu, hingga sore ini sudah tidak ada antrean dan kemacetan di dalam Tol Jakarta-Merak. Kemacetan di dalam tol sudah terurai, namun kemacetan masih terjadi di Jalan Cikuasa Atas atau sekitar 4 KM dari Pelabuhan Merak. (OL-12) selengkapnya TRANSFORTASI LAUT

Senin, 31 Januari 2011

Syahbandar Klaim Ferry Lautan Teduh II Laik Operasi

MERAK-- Kepala Seksi Kesyahbandaran pada Administrator Pelabuhan Kelas I Banten, Thomas Chandra, mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran Kapal Ferry KMP Laut Teduh II milik PT Bangun Putera Remaja.

"Kami belum mengetahui penyebab terbakarnya Kapal Ferry KMP Laut Teduh II," kata Thomas, Jumat. Kapal Ferry KMP Laut Teduh II terbakar Jumat pukul 03.59 WIB dini hari atau 40 menit setelah berangkat dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, Lampung

Dia menjelaskan, sesuai dengan peraturan uji kelayakan KMP Laut Teduh II sangat layak untuk dioperasikan. Sebab kondisi Kapal Ferry tersebut tidak mengalami kerusakan dan layak untuk berlayar.

"Saya kira kapal itu tidak ada masalah dan layak berlayar. Apalagi kapal itu dilengkapi dengan keselamatan penumpang, seperti tabung pemadam kebakaran dan pelampung," katanya.

Sementara itu Marine Inspektur Adpel Kelas I Banten, Ali Badri mengatakan pihaknya sudah melakukan uji kelayakan Kapal Ferry KMP Laut Teduh II beberapa waktu lalu. Saat dilakukan uji kelayakan, kata dia, kapal tersebut tidak ada kerusakan.

"Secara teknis Kapal Ferry layak berlayar," ujarnya. Sejauh ini evakuasi penumpang yang terjebak di Kapal Ferry KMP Laut Teduh II masih berlangsung. Bahkan, untuk mempercepat evakuasi uji kelayakan hari ini akan dilakukan setelah membawa ratusan penumpang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni Lampung.
selengkapnya TRANSFORTASI LAUT